Three-peat for Queen Lekha Choppers ! Itulah ungkapkan yang pantas disematkan untuk Queen Lekha Choppers. Lewat motor kustom bertajuk “Garuda”, workshop asal Yogya tersebut meraih Tiga penghargaan pada 28th Annual Yokohama Hot Rod Custom Show 2019. Tiga penghargaan tersebut yakni Ben “THE BOOG” Zales’ pick, Tom Heavy’s Pick dan FKC Mooneyes Spain Pick. Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk Tim Kustomfest – Indonesian Attack 2019 khususnya Queen Lekha Choppers.
Sosok “Garuda” diciptakan terinspirasi dari berbagai masalah yang muncul di negeri ini, sebuah karya yang tetap menjunjung tinggi nuansa lokal yang kuat. Karakternya sangat kokoh, hal tersebut dibuktikan dengan gabungan tema painting berbagai macam motif kain tradisional yang dipadukan dengan nuansa motor yang kuat. Craftmanship dan pemikiran yang otentik dari sang Builder, Yayack Lekha, berhasil dieksekusi dengan cukup luar biasa di Garuda
“Super duper istimewa tanggapan para builder mengenai motor Garuda karena detail dan body shapenya mempunyai karakteristik dan sulit saat proses pengerjaannya. Selain itu tema batik yang diangkat dan cara membatik motor karya Fahmi Freeflow juga menjadi magnet,” tutup Yayak builder Queen Lekha Choppers
Masih seputar sepeda motor chopper, Carmudi Indonesia berkesempatan untuk menyambangi salah satu bengkel custom terbaik; Biker’s Station di bilangan Bintaro. Sosok Ignatius Hendra atau lebih dikenal dengan sapaan Bingky tidak bisa lepas dari eksistensi bengkel ini.
Setiap hasil karya dan rancangannya diakui olehnya banyak terinspirasi dari gaya Amerika. Bingky yang juga merupakan seorang arsitek menjelaskan dirinya bukan berawal dari modifikasi sepeda motor, melainkan mobil dari 30 tahun yang lalu.
“Awalnya gue itu hobi modifikasi mobil VW. Kalau custom sepeda motor, sih, baru 15 tahun,” ujar Bingky. “Tadinya gue suka ke bengkel Harley buat motor sendiri, tapi daripada bolak-balik kenapa nggak buka bengkel sendiri aja.”
Butuh Waktu Lama untuk Proses Build
Lama pengerjaan sepeda motor chopper diakui tidak bisa dilakukan sebentar. Rata-rata lamanya membangun sepeda motor custom bisa 3-4 bulan, atau bahkan setahun tergantung tingkat kerumitan dan dana.
“Pada dasarnya custom itu ada dua; build dari nol atau modifikasi dari bahan motor yang sudah ada,” jelas pria berambut panjang itu.
Masih banyak yang beranggapan modifikasi dan custom itu sama. Padahal, keduanya memiliki arti yang berbeda, karena prinsip modifikasi itu hanya mengubah motor standar dengan menggunakan aksesoris aftermarket.
Sedangkan custom itu membuat karya dari nol hingga menjadi sesuatu sesuai dengan konsep awal. Semisal, membuat sasis, pelek, jok, dan sebagainya yang dilakukan dengan hand mate atas ide sang builder.
Bingky, penggawa Bikerstation mengatakan, builder itu sanggup mengubah motor, itu yang dikatakan custom. Kalau modifikasi itu hanya memasang barang aftermarket bolt on tanpa perlu mengubah jati diri motor tersebut.
Pertama, tentu membuat desain sketsa di atas kertas. “Tapi, sering juga desainnya cuma ada di kepala,” imbuhnya. Setelah itu baru menentukan mesin yang akan digunakan. Dari mesin itu, baru bisa ditentukan sasis atau dudukan mesin yang akan dibuat. “Kalau kebetulan punya stok sasis bisa lebih cepet pengerjaannya.”
Estimasi Biaya Kondisional
Bicara soal biaya custom motor, Bingky enggan menyebutkan angkanya. Menurutnya biaya tidak bisa diprediksi tanpa desain nyata.
“Intinya, mesin akan berpengaruh banyak ke biayanya. Misalnya mau custom pakai mesin Tiger, pasti selisihnya jauh sekali dengan mesin Harley, kan?” ujarnya.
Bengkel yang kerap membangun motor-motor Harley Davidson ini beberapa kali mendatangkan mesinnya langsung dari negara asalnya.
“Tapi nggak selalu, kok. Ini (menunjuk salah satu motor) pakai mesin VW Combi. Mesin apa saja, bahkan mesin keluaran jaman sekarang yang sistem pengapain FI (Fuel Injection). Toh, itu cuma pengapiannya, mesinnya sama saja,” ujarnya.
Bengkel yang juga merupakan cafe bernama Carburator Spring Automotive ini, seringkali mendapat pesanan dari berbagai kebutuhan. Mulai dari penghobi, kompetisi hingga properti film. Tapi Bingky mengatakan tidak selalu mengerjakannya sendiri.
“Bengkel custom lainnya juga suka dilibatkan kalau pengerjaanya rumit. Pokoknya, maunya seperti apa kita bangun. Tapi selama itu otomotif, ya,” tutupnya sambil tertawa.
Berbicara dengan pemilik Katros Garage, Ateng,menemukan fakta kalau konsumen di Indonesia memang masih belum terlalu ngeh dengan dunia modifikasi. Mereka hanya sekedar menginginkan motor modifikasi yang murah dan bagus. Meski tidak semua, kebanyakan konsumen yang ingin motornya dimodifikasi memiliki pemikiran yang masih alot.
"Karena konsumen di Indonesia tidak seperti di luar negeri yang pemikirannya sudah ngerti lah, orang Indonesia itu masih pengen murah, bagus, nggak peduli siapa yang bikin yang penting murah dan bagus," ujarnya saat ditemui detikOto di bengkel Katros Garage, Jalan Cempaka Raya No.2, Rengas, Ciputat, Tangerang Selatan.
"Jadi untungnya sih pasti karena ini di bidang hobi kalau elu buka kustom elu punya usaha yang bisa jadi sekaligus hobi jadi enjoy ngejalaninnya, meskipun buka bengkel ini dari segi finansial nggak terlalu menguntungkan ya kalau menurut gue," tutur pria yang memiliki nama asli Andi Akbar ini.
Katros Garage sendiri berdiri sejak 2009, dimulai dari sebuah kesenangan dengan motor kustom, Ateng tidak langsung membuka bengkel, melainkan membuat sebuah blog mengenai motor-motor kustom.
"Karena suka nulis dulu gue jurnalis juga, jadi karena gua seneng ngeliat yang unik-unik gue bikin lah blog, itu isinya tentang motor-motor kustom, dari blog orang mikir gue bengkel kan, mulai ada yang nanya, terus masuk lah orderan pertama dari orang umum," ujar Ateng.
Untuk lama modifikasi, Ateng mengatakan hal itu bukan tergantung jenis motor, melainkan model modifikasi yang diinginkan pengguna. "Seekstrem apa, sebanyak apa yang gue ubah, misalnya harus bikin sasis kah atau tadinya dia swing armnya biasa terus dia mau ganti yang pro arm, itu makin lama budget juga makin besar," ujarnya.
Jadi semakin ekstrem modelnya maka pengerjaan pun akan semakin lama. Sebab, lanjut Ateng mengatakan, di Katros Garage tidak melulu menerima pesanan kustom motor yang spesifikasinya ekstrim.
"Karena kalau misalnya speknya sudah terlalu tinggi gue juga kan setiap tahun bengkel nggak mungkin nerima spek yang sama ekstremnya pasti setahun itu paling cuma 2-3 motor, kalau gue ya yang ekstrim, karena jarang otomatis kan nggak biasa, nah otomatis coba-coba dulu, di-pasin dulu, itu sih yang bikin lama," kata Ateng.
Kali ini, M Yusuf Adib Mustofa, builder Psychoengine Indonesia, membuat inovasi terbarunya berjuluk Kanjeng Nyai. Hasil racikan spesial dari sisi mesin yang menjadi keahliannya, ditambah konstruksi suspensi depan hingga penjabaran soal namanya.
Kanjeng Nyai berartikan pendamping dari seseorang yang memiliki kedudukan tinggi, serta laburan warna hijau sebagai lambang harmonisasi dan kedamaian. Hal ini masih ditambah dengan motif batik sebagai ciri dari budaya Jawa sebagai pendamping seorang raja yaitu Kanjeng Nyai.
Melihat sosok Kanjeng Nyai, seperti sebuah cerita dari perjalanan Yusuf dalam mengetengahkan karya-karya spektakuler khususnya ketika mengcustom sebuah konfigurasi mesin. Basic dari motor ini adalah Honda CB 100 1976 1 silinder kemudian dicustom secara handmade menjadi 3 silinder konfigurasi W-Engine.
Setiap silindernya berkapasitas 156cc dengan total kapasitas mesin sekarang melonjak menjadi 468cc. Engine dari motor ini adalah pengembangan dari generasi W-Engine terdahulu pada seri pertama 2011, seri kedua 2015, dan seri terbaru di tahun 2018. Pengerjaan custom engine selama 1 tahun.
Soal rancangan frame, Yusuf menggunakan pipa Seamless Steel dengan proses pembentukan selama 1 bulan untuk mendapatkan akurasi dan karakter chopper. Selain dari mesin, ada pemandangan lain yang unik pada motor ini yakni desain suspensi depan bergaya Single Fork.
Tentu saja, semuanya sudah diperhitungkan matang oleh Yusuf untuk membuat terobosan barunya. Menurut Yusuf, ide soal fork model mono untuk mengingatkan kembali masa mudanya yang doyan memacu Vespa.
Sukses berpartisipasi dalam gelaran 26th Annual Yokohama Hot Rod Custom Show 2017 dengan meraih penghargaan Free custom Cycles Mooneyes Spain Award, tidak lantas membuat workshop Queen Lekha Choppers berpuas diri.
Mengusung karya terbaru The Falcon, motor custom bergenre old skool chopper berbasis mesin S&S Knucklehead KN 74 ini mengungkap tema besar Native American. Punggawa Queen Lekha Choppers Muhammad Perdana Agung Satria yang akrab disapa dengan Yayak Lekha mengungkapkan soal filosofi yang menjadi konsep dasar motor ini.
Kami sangat menyukai pattern dan motif dari suku Indian. Selain itu inspirasi semangat dan etos kerja suku asli Amerika tersebut memacu kami untuk terus berproses dan kemudian mencoba untuk menuangkan berbagai latar inspirasi dalam karya ini, pada akhirnya The Falcon adalah representasi kerja keras kami selama berada di dalam industri custom kulture tanah air .
Proses pengerjaan The Falcon memakan waktu kurang lebih tiga bulan dan sangat dipersiapkan secara khusus untuk merebut perhatian dunia. Konsep yang kuat direfleksikan dalam setiap detail motor, selain itu aspek estetika dan teknikal tak luput dari tangan dingin Queen Lekha Choppers. Artis painting ternama Danny Hacka diberikan kepercayaan untuk menuntaskan pengecatan dengan pattern dan motif suku Indian. Untuk menyempurnakan detail, Sweda, pakar kriya logam dan perak menorehkan karya beberapa part dari The Falcon secara handmade.
Setiap aspek pada motor ini menampilkan simbol dan filosofi suku Indian, kalau kita perhatikan desain tangki merupakan perwujudan tenda pemukiman suku Indian, Sektor exhaust yang merupakan simbol anak panah, dan tentunya karena ini merupakan sebuah karya motor kami berpikir keras untuk menuntaskan aspek estetika teknikal yang sesuai dengan filosofi karya Queen Lekha Choppers ungkap Yayak Lekha menambahkan.
Satu lagi karya AMS Garage garapan Ajus Mulyawarman untuk memperlihatkan karya kreatifnya membuat motor custom menganut aliran Prostreet America yang diberi nama Gajah Ireng. Garapan workshop terkemuka di Bali ini mengumbar desain rancang bangun sebagai sebuah harmonisasi antara seni dan teknik rekayasa engineering.
Ilustrasi seekor gajah sesuai dengan julukannya terekam dari kontur body work serta aplikasi konstruksi roda mengandalkan ban tapak lebar di buritan yakni 300 x 18 dan dimensi 150 x 18 di bagian depan. Hal ini merupakan upaya AMS mengkreasi sebuah karya dengan memperlihatkan pondasi kokoh dalam menaklukan jalanan di mana jantung pacunya mengadopsi mesin S&S
Meski terlihat gambot, namun bagian bodi Gajah Ireng terbuat artistik. Berbahan aluminium yang ringan namun kuat dilabur kelir hitam dengan polish krom serta dipadukan warna gold leaf, motor ini juga memasukan unsur budaya Bali dimana terdapat grafis ukuran khas Pulau Dewata.
Badak Agung Badalah nama yang diberikan untuk motor bergaya cafe racer dengan basis motor Kawasaki ZR 600 tahun 2001 yang diusung oleh AMS Garage dari Pulau Bali, Indonesia. Motor ini memang mengambil inspirasi dari binatang Badak yang dikenal memiliki karakter kuat dan kekar. Konstruksi yang kokoh terlihat dari aplikasi kaki-kaki yang digunakan memakai perangkat motor gede lainnya dengan mengukur kekuatan dan menonjokkan keindahan.
Konsep itulah yang diusung pada motor ini, di mana secara keseluruhan bagian body work masih terlihat mentah atau lebih dikenal sebagai raw finishing. Lapisan bodinya terbuat dari material aluminium yang sengaja menjadi ciri dari karya orisinal disertai teknik craftmanship tinggi termasuk saluran knalpot berbahan stainless steel.
Sang builder Ajus Mulyawarman, memilih basis motor custom bergenre pengumbar adrenalin yakni sosok sportbike, yang tidak lepas dari keinginan sang builder untuk bisa tampil penuh menggabungkan antara kekuatan engineering serta performa mesin maksimal. Bagian head fairing-nya mengambil ide dari kepala yang digunakan oleh pendekar Samurai Jepang pada jaman dulu.
Janji Seorang Ayah Suatu mahakarya kolaborasi dari Yurides Indra yang akrab disapa Ndra King asal Bandung dan Gege's Garage asal Pekanbaru - Riau ini memiliki makna yang sangat mendalam. Motor Harley-Davidson type Sportster lansiran tahun 2006 ini merupakan wujud nyata persembahan dari sang ayah untuk mendiang anaknya yang telah berpulang pada sang pencipta saat masih berusia empat tahun.
Ronny Sinaga sebagai pemiliknya, dahulu pernah berkeinginan dan berjanji untuk membuatkan sebuah motor bagi sang anak yaitu almarhum Gerald R Sinaga. Mereka akan riding bersama saat putera tersayangnya menginjak usia 17 tahun. Namun yang Maha Kuasa berkehendak lain. Gerald yang memiliki sifat periang telah berpulang mendahului.
Dengan tekad kuat tersebut tidak lantas menjadi pupus. Janji adalah sesuatu yang harus ditunaikan menurut Ronny Sinaga akan ikrar yang pernah terucap. Oleh karenanya project harus tetap berjalan. Maka dipilihlah basic dari brand terkemuka yaitu Harley-Davidson Sportster karena mengusung berbagai kelebihan dan dikenal juga sebagai motor simple namun berkarakter kuat.
Dalam proses rancang bangun hingga penyematan seluruh part sampai ke aksesori telah melewati berbagai pertimbangan yang sangat matang. Sosok nantinya haruslah sesuai dengan apa yang diemban sebagai tujuannya.
Kini, kuda besi Amerika lansiran 2006 ini telah menjadi sosok lain yang penuh dengan cerita tentang Janji Seorang Ayah. Identitas dari pemiliknya turut disematkan dalam alunan kombinasi cat di sekujur bodynya yaitu motif Ulos Sumatra Utara.
Motif Ulos Batak sangat sesuai mengisi aura pada motor ini dikarenakan karya ini adalah wujud kasih seorang ayah pada putra tercintanya.
One Brotherhood "RCG 545 Chopper" adalah Satu konsep motor diawali rasa Brotherhood dan semangat yang kuat. Ndra King sang builder berniat mewujudkan sebuah karya bersama, dimana Reza Gumay memintanya menjadikan satu koleksi rongsokan motor tuanya, yakni Harley-Davidson berbasis frame VL dan mesin UL serta gearbox Shovelhead Ratchet.
Konsep yang dipilih adalah Traditional Chopper, dengan desain motor yang simpel tapi tetap asik digunakan. Untuk urusan frame diserahkan kepada Shofieskuul Chopper serta Kweni 5 Chopper Yogyakarta dalam membuat Springer. Sesuai dengan gaya klasik dari mesin UL Flathead 1941 dan gearbox Shovelhead 1977 , pengoperasian tuas perseneling juga dibuat di tangan dan kopling di kaki seperti layaknya motor H-D UL 1941. Kombinasi itu dipadukan dengan ban Avon 21 di depan serta ban Avon 18 di belakang.
Bagian bodywork dengan tangki model Mustang serta fender aluminium berbalut custom painting bercorak songket Palembang berwarna purple. Hal ini untuk mencirikan khasanah kekayaan corak budaya Indonesial dari kampung Pagar Alam Sumatera Selatan, asal sang pemilik. Motor ini dibuat sebagai hadiah khusus untuk orang yang dicintainya.
Motor kedua Tedja Wijaya yang ikut show off bertajuk My Bagger. Dengan basis mesin yang sama dengan Drakon, motor ini menggunakan desain dan juga pengecatan hasil perpaduan antara warna hitam bertabur glitter pada bagian dasar dengan ungu glitter yang mirip dengan warna root beer.
Bentuk fairing futuristik merupakan salah satu ciri dari desain custom bike Imagineering Customs dengan bodi kit ramping sebagai identitas dari high end bagger. Kaki-kaki kekar motor ini ditopang dengan menggunakan velg berukuran 26 serta sudut kemiringan 40 derajat yang telah disesuaikan dengan standar keselamatan jalan di Amerika Serikat.
My Bagger adalah hasil karya customized lokal yang kaya dengan inspirasi kultur kombinasi dinamis antara kutub timur dan barat di antaranya tersemat dari handle bar bergaya Samurai.
Motor ini diberi nama Drakon merupakan garapan Tedja Wijata dari Imagineering Customs, yang menampilkan perpaduan antara warna dan juga teknik pengecatan dengan mengambil motif dari Batik Kipas kuno Kerajaan Mataram.
Selain itu filosofi motor ini juga diperlihatkan dari motif awan yang dipengaruhi oleh basis migran Cina dari ajaran Taoisme.
Berbasis Harley Davidson 1600 cc turbocharger, body kit motor ini menggunakan satu bagian utuh dan memasukan banyak sekali sentuhan bentuk 3D dan 100% dikerjakan secara handmade. Segi eksterior yang merupakan nafas dari motor Bagger disematkan melalui velg dengan menggunakan ukuran 30 dipadukan dengan gaya Bagger low rider.
Untuk menambah kesan klasik pada motor ini ditambahkan melalui aplikasi jockey shifter model old skool dikombinasikan dengan kecanggihan teknologi triptonic dan juga tambahan pro charge sebagai tambahan tenaga pada motor.
Brat-Style sendiri terlahir di era 1990-an yang awalnya bukan termasuk dalam aliran custom motor. Brat-Style merupakan nama sebuah toko di Tokyo, Jepang yang menjual beragam sparepart atau onderdil khusus motor yang “dimotori” oleh seorang pria bernama Go Takamine.
Istilah chooper pertama kali bergaung pada akhir tahun 1960-an di Amerika Serikat, imbas demam film Easy Riders yang menampilkan dua motor Harley Davidson tipe Pan Head yang dimodifikasi chopper. Namun sebenarnya, jauh sebelum film itu beredar, para mantan pilot pesawat tempur US Air Force telah mengangkangi motor-motor Harley Davidson secara ekstrem.
Beberapa modifikasi yang kerap dilakukan saat itu adalah mengubah desain tangki, spatbor, jok, hingga memotong rangka sasis. Aksi memotong rangka sasis ini kemudian terkenal dengan sebutan chooper, yang berasal dari kata dalam bahasa Inggris, chop. Istilah chopper lalu disebarluaskan pertama kali oleh gerombolan sepeda motor beraliran out law yang bernama Hell Angels, yang beranggotakan mantan penerbang US Air Force.
Gaya bobber berawal di era '40-5'50-an, dipelopori oleh banyak pemuda Amerika yang pulang dari medan perang.
Hal tersebut dilampiaskan dengan kebut-kebutan semasa perang menggunakan Harley-Davidson tipe WL.
Istilah bobber diambil dari kalimat bobbing yang berarti memangkas agar motor menjadi ringan, sederhana, mudah bermanuver, dan menekan biaya operasional.
Modifikasi aliran Japstyle sebenarnya sudah mulai eksis medio tahun 1980-an, hanya saja pada tahun itu builder modif motor di Jepang tidak terlalu menganggap atau tidak menamakan hasil karya modifnya dengan Japstyle, hal tersebut dikarenakan belum adanya acuan baku tentang modifikasi motor tersebut.
Baru mulai awal 1990-an, berdiri sebuah bengkel khusus modifmotor di distrik Shibuya, Tokyo, yang bernama Brat. Bengkel tersebut secara khusus memermak sepeda motor pada saat itu mengikuti style motor yang kondang di Negeri Paman Sam atau daratan Eropa, semisal motor flat tracker, cafe racer, scrambler.
Masyarakat Jepang dikenal sebagai penganut kebanggaan berbudaya dan bangsa yang sangat menjunjung tinggi harga diri, dan mereka tidak mau disebut menjiplak style modifikasi dari luar, maka owner rumah modifikasi Brat memunculkan istilah Brat Style, yang berarti hasil modifikasi bengkel Brat. Dengan mengusung aliran yang tergolong baru di Negara Jepang, banyak rumah modifikasi mengikuti pakem yang telah dibuat oleh bengkel Brat tersebut.
Berbeda dengan motor yang Ane sebutin diatas, Kawasaki W175 merupakan motor keluaran terbaru. Pada dasarnya motor ini tanpa modifikasi pun sudah keliatan oke dan aroma klasiknya lebih berasa. Akan tetapi, karena masalah kepuasan, banyak orang yang modifikasi motor ini untuk terlihat lebih gahar dan sporty. Dengan menggunakan sistem pembakaran karburator, membuat motor ini relatif lebih muda untuk di modifikasi. Selain itu, motor ini juga memiliki rangka yang mudah dibentuk sesuai aliran custom yang diinginkan. Salah satu contoh modifikasi Kawasaki W175 adalah motor custum Presiden Jokowi
Untuk motor custom dengan gaya chopper, boardtracker, atau yang menggunakan sasis custom, basis yang direkomendasikan adalah XS650. Menurut Atenk, motornya lumayan banyak beredar di Indonesia dan mesinnya juga tidak rumit.
"Aslinya masih pakai platina, tapi sudah banyak juga sekarang yang diubah ke CDI. Bengkel umum yang mengerti mesinnya juga tidak sulit mencarinya, begitu pula dengan suku cadangnya," ujar Atenk.
Untuk motor custom bergaya neo, klasik tapi agak futuristik, seperti neo cafe racer, neo tracker, dan lainnya, pria yang akrab disapa Atenk tersebut merekomendasikan Kawasaki ER-6n.
"Sebab, harganya hanya Rp 70 jutaan, motornya kencang, dan dimensinya besar. Tapi, kelemahannya adalah biasanya motor bekasnya itu selalu ada yang bermasalah. Entah mesinnya atau kelistrikannya, tergantung yang menjual.
Kawasaki W175 adalah motor modern bergaya klasik terbaru keluaran Kawasaki. Motor ini memang diciptakan untuk segmen pasar pecinta motor klasik dan custom yang saat ini sedang tinggi-tingginya. Mengusung gaya klasik membuat Kawasaki W175 menjadi satu-satunya pilihan di Indonesia untuk orang-orang yang mendambakan motor modern namun berwajah jadul.
Kecerdikan Kawasaki membidik segmen pasar membuat para pecinta custom memilih motor ini sebagai bahan berkreasi. Mesin berkapasitas 177cc dengan sistem SOHC silinder tunggal membuatnya menjadi pilihan utama bagi para pengincar moge dengan harga terjangkau.
Kawasaki W175 ini sudah banyak dimodifikasi oleh para pecinta motor custom, termasuk Presiden Jokowi. Bentuknya yang sudah retro membuat motor ini cukup fleksibel untuk dijadikan motor custom klasik bergendre tracker, scrambler, caferacer bahkan chopper.
Itu dia 5 motor modern klasik yang bisa jadi referensi kamu yang lagi cari basis motor custom. Ingat jangan asal pilih motor! Sesuaikan antara genre motor custom idamanmu dengan motor yang menjadi basisnya.