Rabu, 08 April 2020

Builder nasional " Ateng Katros "


KATROS GARAGE


Berbicara dengan pemilik Katros Garage, Ateng,menemukan fakta kalau konsumen di Indonesia memang masih belum terlalu ngeh dengan dunia modifikasi. Mereka hanya sekedar menginginkan motor modifikasi yang murah dan bagus. Meski tidak semua, kebanyakan konsumen yang ingin motornya dimodifikasi memiliki pemikiran yang masih alot.

"Karena konsumen di Indonesia tidak seperti di luar negeri yang pemikirannya sudah ngerti lah, orang Indonesia itu masih pengen murah, bagus, nggak peduli siapa yang bikin yang penting murah dan bagus," ujarnya saat ditemui detikOto di bengkel Katros Garage, Jalan Cempaka Raya No.2, Rengas, Ciputat, Tangerang Selatan.

"Jadi untungnya sih pasti karena ini di bidang hobi kalau elu buka kustom elu punya usaha yang bisa jadi sekaligus hobi jadi enjoy ngejalaninnya, meskipun buka bengkel ini dari segi finansial nggak terlalu menguntungkan ya kalau menurut gue," tutur pria yang memiliki nama asli Andi Akbar ini.

Ateng dengan motor Kawasaki hasil modifikasinya


Katros Garage sendiri berdiri sejak 2009, dimulai dari sebuah kesenangan dengan motor kustom, Ateng tidak langsung membuka bengkel, melainkan membuat sebuah blog mengenai motor-motor kustom.

"Karena suka nulis dulu gue jurnalis juga, jadi karena gua seneng ngeliat yang unik-unik gue bikin lah blog, itu isinya tentang motor-motor kustom, dari blog orang mikir gue bengkel kan, mulai ada yang nanya, terus masuk lah orderan pertama dari orang umum," ujar Ateng.

Bengkel Katros garage di Ciputat


Untuk lama modifikasi, Ateng mengatakan hal itu bukan tergantung jenis motor, melainkan model modifikasi yang diinginkan pengguna. "Seekstrem apa, sebanyak apa yang gue ubah, misalnya harus bikin sasis kah atau tadinya dia swing armnya biasa terus dia mau ganti yang pro arm, itu makin lama budget juga makin besar," ujarnya.

Jadi semakin ekstrem modelnya maka pengerjaan pun akan semakin lama. Sebab, lanjut Ateng mengatakan, di Katros Garage tidak melulu menerima pesanan kustom motor yang spesifikasinya ekstrim.

"Karena kalau misalnya speknya sudah terlalu tinggi gue juga kan setiap tahun bengkel nggak mungkin nerima spek yang sama ekstremnya pasti setahun itu paling cuma 2-3 motor, kalau gue ya yang ekstrim, karena jarang otomatis kan nggak biasa, nah otomatis coba-coba dulu, di-pasin dulu, itu sih yang bikin lama," kata Ateng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar